Dalam ilmu biologi modern diketahui, bahwa babi merupakan inang yang baik bagi perkembang-biakan beragam parasit dan penyakit berbahaya, seperti flu babi. Sistem biokimia babi hanya mengeluarkan 2% kandungan asam uratnya, sisanya 98% senyawa beracun bersarang di tubuhnya. Penelitian membuktikan, babi adalah binatang paling adaptif, cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan liar hingga dapat berubah menjadi babi hutan yang buas dan bertaring.
Babi adalah binatang paling jorok, kotor, dan suka memakan bangkai dan kotoran, serta tidak suka di tempat bersih dan kering. Babi termasuk hewan pemalas dan tidak suka bekerja, hewan ini lebih suka makan dan tidur, tidak tahan terhadap sinar matahari, dan tidak gesit.
Babi adalah hewan rakus dalam hal makan yang tidak tertandingi hewan lainnya. Ia memakan semua makanan yang ada di depannya. Jika perutnya telah penuh atau makanannya telah habis, ia akan memuntahkan isi perutnya dan memakannya lagi, untuk memuaskan kerakusannya. Hewan ini memakan semua yang dapat dimakan di hadapannya. Memakan kotoran apa pun di depannya, entah kotoran manusia, hewan atau tumbuhan, bahkan memakan kotorannya sendiri.
Kadang ia mengencingi kotorannya dan memakannya. Ia memakan sampah busuk dan kotoran hewan.
Makannya rakus, bahkan paling rakus di antara hewan lainnya. Ia makan apa saja yang ada di hadapannyanya, sampah busuk, kotoran manusia, air kencing dan kotorannya sendiri pun dimakannya, hanya untuk memenuhi nafsu makannya. Bahkan jika perutnya telah penuh atau makanannya telah habis, ia akan memuntahkan isi perutnya dan memakannya kembali untuk memuaskan kerakusannya.
Babi juga adalah hewan mamalia satu-satunya yang memakan tanah dalam jumlah banyak. Baunya sangat menyengat. Maka dari itu, orang yang memakan daging babi akan mengeluarkan bau yang tidak sedap dan rentan terhadap berbagai penyakit. Jika tambah usia, hewan ini menjadi makin malas dan lemah, bahkan untuk menerkam musuh atau membela dirinya. Hewan ini suka dengan lawan sejenisnya dan tidak cemburu kepada pasangannya.
Selain karena babi merupakan binatang yang tidak dapat dikuliti seperti kambing, daging babi juga membahayakan kesehatan manusia. Sebab, kalau babi boleh dan halal dimakan, tentu Allãh akan merancang hewan ini dapat dikuliti, tidak jorok, dan tidak bertaring. Dalam ilmu biologi modern diketahui, bahwa babi merupakan inang yang baik bagi kembang-biak beragam parasit dan penyakit berbahaya, misalnya, flu babi. Sistem biokimia babi hanya mengeluarkan 2% kandungan asam uratnya, sisanya 98% senyawa beracun itu bersarang di tubuhnya. Penelitian membuktikan, babi adalah binatang paling adaptif, cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan liar hingga dapat berubah menjadi babi hutan yang buas dan bertaring.
Daging Babi mempunyai sedikit otot (lemak) yang mengandung bahan untuk bangunan. Lemak ini mengendap di dalam tubuh manusia yang memakan daging babi dan dapat menyebabkan hipertensi dan serangan jantung.
Hasil penelitian di Cina dan Swedia, yang mayoritas penduduknya suka memakan daging babi, menyatakan, “Daging babi merupakan penyebab utama kanker anus dan usus”. Persentase penderita penyakit ini di negara-negara yang penduduknya memakan babi, meningkat secara drastis. Di negara-negara Islam/ negara yang penduduknya tidak memakan daging babi, persentasenya rendah, sekitar 1/1000. Hasil penelitian (1986) itu menemukan, daging babi banyak mengandung parasit, bakteri, bahkan virus berbahaya, sehingga daging babi dijuluki sebagai “Penyimpan Penyakit”. Gara-gara babi, virus Avian Influenza (AI) menjadi ganas. Dalam keadaan normal, virus Avian Influenza (Strain H1N1 & H2N1) tidak menular secara langsung ke dalam tubuh manusia, karena virus Avian Influenza (AI) mati dengan pemanasan 60º C, lebih-lebih jika dimasak hingga mendidih. Tetapi, setelah berada di dalam tubuh babi, virus Avian Influenza (AI) itu bermutasi dengan tingkat virulensinya, naik hingga menjadi H5N1. Virus Avian Influenza Strain H5N1 inilah yang dapat menular kepada manusia. Virus H5N1 ini, pada tahun 1968 menyerang Hongkong dan membunuh 700 ribu orang, hingga disebut Flu Hongkong.
Pada tahun 2001, para dokter Amerika Serikat pernah mengeluarkan cacing yang berkembang di otak seorang perempuan. Hal tersebut terjadi setelah ia mengkonsumsi hamburger khas Meksiko yang terkenal berupa daging lemak babi. Pasien itu mengakui, ia merasa letih selama tiga pekan setelah makan hamburger. Ternyata, daging babi itu mengandung telur cacing pita dan menempel di dinding ususnya, kemudian terbawa peredaran darah sampai ke otak. Ketika sampai di otak, ia merasakan sakit ringan pada awalnya, hingga cacing itu mati. Hal itu menyebabkan disfungsi yang sangat keras pada susunan otak di daerah yang mengelilingi cacing itu. Cacing pita akan berkembang di usus 12 jari dan dalam beberapa bulan akan menjadi dewasa. Cacing pita dapat berkembang-biak sampai 1.000 ekor dengan panjang antara 4-10 cm, terus hidup di dalam tubuh manusia dan mengeluarkan telurnya melalui BAB (buang air besar).
Pada struktur DNA, babi paling mirip dengan struktur gen manusia. Jadi, jika ada orang yang memakan daging babi, itu hampir sama dengan memakan daging manusia (kanibal).
Diantara parasit-parasit dalam tubuh babi:
- Cacing Taenia Sollum ..
Peristiwa ini akan menghalangi perkembangan tubuh dan akan membentuk cacing pita yang panjangnya dappat mencapai lebih dari 3 meter. Cacing ini akan melekat pada dinding usus dengan cara menempelkan kepalanya lalu menyerap unsur-unsur makanan yang ada di lambung. Hal itu bisa menyebabkan seseorang kekurangan darah dan gangguan pencernaan, karena cacing ini bisa mengeluarkan racun.
Apabila pada diri seseorang, khususnya anak-anak, telah diketahui terdapat cacing ini di lambungnya maka dia akan mengalami hysteria atau perasaan cemas. Terkadang larva yang ada dalam usus manusia ini akan memasuki saluran peredaran darah dan terus menyebar ke seluruh tubuh, termasuk otak, hati, saraf tulang belakang, dan paru-paru. Dalam kondisi ini dapat menyebabkan penyakit yang mematikan.
- Cacing Trichinia Spiralis
Penyerangan cacing ini pada otot dapat menyebabkan rasa sakit yang luar biasa dan menyebabkan gerakan lambat, ditambah lagi sulit melakukan aktivitas. Sedang keberadaannya di sekat tersebut akan mempersempit pernafasan, yang bisa berakhir dengan kematian. Bisa jadi, cacing jenis ini tidak akan membuat seseorang meninggal dalam waktu singkat.
Namun patut diketahui bahwa cacing-cacing kecil yang berkembang di otot-otot tubuh seseorang setelah dia mengkonsumsi daging babi dapat dipastikan akan menetap di sana hingga orang itu meninggal dunia.
- Cacing Schistosoma Japonicus
Cacing ini dapat menyelinap ke dalam darah, paru-paru, dan hati. Cacing ini berkembang dengan sangat cepat, dalam sehari bisa mencapai lebih dari 20.000 telur, serta dapat membakar kulit, lambung dan hati, terkadang juga menyerang bagian otak dan saraf tulang belakang yang berakibat pada kelumpuhan dan kematian.
- Fasciolepsis Buski
- Cacing Ascaris
- Cacing Anklestoma
- Calornorchis Sinensis
- Cacing Paragonimus
- Swine Erysipelas